Photo" Ku


Wednesday 2 January 2008

nyanyian burung


Duduk terdiam, di taman, sendiri.
Dihadapanku berdiri sebatang pohon kering.
Berusaha tegar,
atau mungkin hanya berusaha terlihat begitu.
Ia berdoa, ia berharap, datangnya hujan.
Agar sekali lagi; bahkan jika hanya sekali saja;
tunas kan bertumbuh,
memantulkan mentari pagi,
dengan senyuman yang tak berdosa.
Dan sekali lagi; bahkan jika hanya sekali saja;
dedaunan kembali hijau,
berdesau dengan hembusan angin sore,
dipenuhi dengan tawa kanak-kanak.

Suara di kepalaku berkata:
Apa guna berharap,
jika ini adalah akhirmu?
Apa guna ber-asa,
jika ini adalah ajalmu?

Seekor burung terbang melintas.
Untuk sesaat, bertengger.
Hanya sesaat.
Sesaat untuk bernyanyi padaku:
manusia, tak mampu menanggung begitu banyak realita..
manusia, dengan iman seperti daun musim gugur.

0 comments: