Duduk terdiam, di taman, sendiri.
Dihadapanku berdiri sebatang pohon kering.
Berusaha tegar,
atau mungkin hanya berusaha terlihat begitu.
Ia berdoa, ia berharap, datangnya hujan.
Agar sekali lagi; bahkan jika hanya sekali saja;
tunas kan bertumbuh,
memantulkan mentari pagi,
dengan senyuman yang tak berdosa.
Dan sekali lagi; bahkan jika hanya sekali saja;
dedaunan kembali hijau,
berdesau dengan hembusan angin sore,
dipenuhi dengan tawa kanak-kanak.
Seekor burung terbang melintas.Suara di kepalaku berkata:
Apa guna berharap,
jika ini adalah akhirmu?
Apa guna ber-asa,
jika ini adalah ajalmu?
Untuk sesaat, bertengger.
Hanya sesaat.
Sesaat untuk bernyanyi padaku:
manusia, tak mampu menanggung begitu banyak realita..
manusia, dengan iman seperti daun musim gugur.
0 comments:
Post a Comment